Wednesday, September 10, 2014

STOCKPILE MANAGEMENT (COAL STOCKPILE)


STOCKPILE MANAGEMENT

(COAL STOCKPILE)


Source: Kompilasi


 
 
 
Dalam Stockpile Management Ada 3 Point yang harus diperhatikan :

1.Storage Management

2.Quality & Quanitity Management

3.Blending Management

 



1. Storage Management

Storage Management atau pengaturan penyimpanan batubara di stockpile sangat penting dalam stockpile management. Dalam mengatur penyimpanan batubara di stockpile, hal hal yang perlu diperhatikan adalah Desain stockpile dan Sistem penumpukan.

 

1.1 Desain Stockpile

Desain dari suatu stockpile ditentukan oleh beberapa hal berikut ini :

1. Kapasitas penyimpanan batubara

2. Banyaknya jenis product yang akan Dipisahkan di stockpile

3. Fasilitas dan sistem penumpukan dan Pemuatan

 

1.1.1 Kapasitas penyimpanan Batubara

Ø  Kapasitas penyimpanan batubara di stockpile menentukan desain suatu stockpile. Stockpile yang berkapasitas kecil dengan batubara dengan kapasitas besar mungkin berbeda khususnya dalam penyiapan lahan dan preparasi lahan tersebut.

Ø  Pada stockpile dengan kapasitas yang besar, dasar stockpile harus benar-benar kuat dan kokoh menahan beban yang besar. Kalau tidak, base stockpile tersebut akan turun di bagian tengah, dan juga akan ikut menurunkan batubara yang ada di atasnya. Dalam kondisi seperti itu akan terjadi kehilangan batubara di stockpile.

Proses penyimpanan dapat dilakukan di dekat tambang, di dekat pelabuhan and di tempat pengguna batubara. Untuk proses penyimpanan diharapkan jangka waktunya tidak terlalu lama, karena akan berakibat pada penurunan kualitas batubara, proses penurunan kualitas tersebut biasanya lebih dipengarugi oleh oksidasi dan alam. Barikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam management stockpile:

1.         Monitoring quantity (inventory) dan movement batu bara di stockpile, meliputi recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batu bara yang keluar (coal out) di stockpile, termasuk recording batu bara yang tersisa ( remnant of coal ).

2.         Menghindari batubara terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan penerapan aturan FIFO (first in fist out), dimana batu bara yang terdahulu masuk harus dikeluarkan (loading) terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud mengurangi resiko degradation dan pemanasan batu bara.

3.         Mengusahakan pergerakan batu bara sekecil mungkin di stockpile, termasuk diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaime, monitoring effectivitas dozing di stockpile dengan maksud mengurangi degradasi batu bara.

4.         Monitoring quality batu bara yang masuk dan yang keluar dari stockpile, termasuk diantara control temperatur untuk mengantisipasi self heating dan spontaneous combustion.

5.         Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi :

o   Pelaksanaan housekeeping, tidak diperkenankan membuang sampah sembarangan di area stockpile.

o   Inspeksi langsung adanya kotoran yang terdapat di stockpile. Menentukan sumber kontaminasi dan kemudian melaporkan kepada pihak yang berkompeten untuk tindakan preventive.

6.         Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan, dalam ini mencakup usaha :

o   1.Control dust, penerapan dan pengawasan penggunaan spraying & dust supressant.

o   2.Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan / limbah air dari drainage stockpile.

o   3.Penanganan Waste Coal ( remnant & spillage coal )

7.         Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer, baik untuk keperluan maintenance dozer atau overshift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan setelah itu harus diadakan housekeeping secara teliti.

8.         Menanggulangi batubara terbakar distockpile. Dalam hal ini penanganan yang diajurkan adalah sebagai berikut :

o   Melakukan spreading / penyebaran untuk mendinginkan batu bara.

o   Bila kondisi cukup parah, maka bagian batu bara yang terbakar dapat dibuang.

o   Memadatkan (kompaksi) batu bara yang mengalami self heating atau spontaneous combustion.

o   Tidak diperbolehkan menggunakan air dalam memadamkan batubara yang mengalami spontaneous combustion.

o   Batu bara yang mengalami spontaneous combustion tidak diperboleh langsung diangkut ke tongkang sebelum dilakukan pendinginan terlebih dahulu.

o   Untuk penyetokan yang relatif lama bagian atas stockpile harus dipadatkan (kompaksi), guna mengurai resapan udara dan air ke dalam stockpile.

9.         Sebaiknya tidak membentuk stockpile dengan bagian atas yang cekung, hal ini untuk menghindari swamp di atas stockpile.

10.     Mengusahakan kontur permukaan basement berbetuk cembung atau minimal datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran system drainage.

 

Manajemen yang efisien dari lapangan penumpukan, (Coal Trans Internatonal,1995 ) lapangan penumpukan seharusnya:

·           Menyediakan akses yang mudah untuk penyimpanan material,

·           Memaksimalkan faktor jarak muatan yang efisien.

·           Mencapai tumpukan yang diinginkan dengan sedikit pergerakan penumpukan.

·           Kemiringan penumpukan yang dapat dijangkau peralatan.

·           Memperoleh keseragaman dan campuran yang diinginkan.

·           Mengatur keseragaman, integritas dan kualitas batubara yang disimpan.

·           Meminimalisasi kebutuhan tenaga manusia.

·           Memaksimumkan perlatan dan ketersediaan peralatan.

·           Menyediakan sistem yang aman.

·           Dapat mengatasi potensi timbulnya api pada batubara.

·           Mengurangi biaya penyediaan batubara per-ton nya.

·           Mengoptimumkan penggunaan lahan dengan efisiensi perbandingan ton per hektar yang tinggi dengan penyimpanan dan permintaan lingkungan.

 

1.1.2 Jumlah Product Yang dipisahkan

ü  Banyaknya jumlah product yang akan dipisahkan menentukan luasan stockpile yang diperlukan.

ü  Semakin banyak jumlah product yang dipisahkan semakin besar areal yang diperlukan.

 

1.1.3 Fasilitas Penumpukan dan pemuatan

ü  Alat yang digunakan dalam sistem penumpukan dan pemuatan batubara di stockpile juga mempengaruhi desain atau areal stockpile yang digunakan.

ü  Penggunaan stacker-reclaimer dalam sistem penumpukan dan pemuatan, membuat desain dan sistem penumpukan memanjang.

ü  Stacker-reclaimer juga mempermudah dalam pemisahan batubara yang memiliki kualitas yang berbeda dan sekaligus juga mempermudah dalam blending batubar-batubara tersebut.

 

Beberapa hal yang penying dalam pembangunan Desain Stockpile

Ø  Di sekeliling stockpile dipasang instalasi spraying.

Ø  Di sekeliling stockpile dibuatkan windshield atau penangkal angin.

Ø  Stockpile dibuat memanjang searah dengan arah angin dominan (Prevailing Wind).

 

1.2 SISTEM PENUMPUKAN

 

Dalam penumpukan Batubara harus memenuhi Syarat sebagai berikut :

·           Sekeliling tumpukan batubara harus dapat diakses oleh unit maintenance seperti Wheel Loader atau Excavator.

·           Penumpukan harus memanjang searah dengan prevailing wind (arah angin dominan)

·           Setiap penumpukan harus dipastikan ditrimming agar tidak terdapat puncak-puncak kecil diatas tumpukan batubara

·           Slope permukaan stockpile yang menghadap ke arah angin harus dilandaikan sudutnya, bila perlu dipadatkan.

 

2. Quality & Quantity Management

Quality dan Quantity Management adalah proses yang paling penting dalam suatu stockpile management. Karena Quality dan quantity management bersifat terus menerus dan berjalan seiring dengan jalannya perusahaan. Quality & Quantity Management melibatkan hampir semua bagian di suatu perusahaan tambang batubara. Sedangkan di end user biasanya Quality dan Quantity management dipegang oleh Departement Fuel Handling.

 

2.1 QQM di Perusahaan Tambang Batubara

QQM di perusahaan tambang batubara melibatkan sebagian besar departement yaitu mulai dari Geology, Mine Planning, Tambang, Coal Processing, Quality Control, dan Shipping. Masing-masing berperan dan bertanggung jawab di bagian masing-masing dalam menciptakan sistem kontrol qualitas dan kuantitas yang baik.

 

2.1.2 Geology

Geology adalah bagian yang pertama-tama memberikan data mengenai jumlah cadangan, dan kualitas batubara yang berpotensi untuk diexploitasi. Geology Juga bertugas secara terus menerus mencari sumber cadangan batubara dengan melakukan explorasi. Data yang diberikan oleh Geology merupakan titik acuan awal mengenai jumlah cadangan batubara dan kualitas batubara.

 

2.1.3 Mine Planning

Mine Planning bertugas meneruskan pengolahan data dari geology, dengan membuat rencana tambang yang didalamnya dilengkapi dengan data mineable reserve, mine design, perhitungan alat, scheduling, dan lain-lain. Mine Planning juga bertugas melakukan kajian dan evaluasai setiap perkembangan kualitas dari mulai data geology, data reserve, data produksi, sampai data dari pengapalan.

 

2.1.4 Mining/Tambang

Bertugas melakukan penambangan yang sudah didesain oleh mine planning. Mining harus menjaga agar dalam eksekusi penambangan betul-betul mengikuti mine plan yang sudah ditetapkan, baik mengenai batasan-batasan penambangan maupun dalam scheduling penambangan.

 

2.1.5 Coal processing / Handling

Coal processing atau bagian handling, bertugas melakukan proses dari mulai penumpukan batubara di stockpile, Crushing, maintenance stockpile, sampai dengan pemuatan batubara. Coal processing biasanya erat sekali hubungan kerjanya dengan Quality Control atau Quality Assurance. Karena pada pelaksanaannya Quality Control dan Coal processing bekerja bersama-sama di stockpile baik dalam hal sistem penumpukan batubara di stockpile, pengaturan pemuatan batubara, sampai blending batubara.

 

2.1.6 Quality Control

Beberapa tugas dari Quality Control

·           Tugas dari Quality Control adalah memonitor kualitas mulai dari data forecast tambang sampai kualitas Pengapalan.

·           Quality Control melakukan kontrol terhadap batubara produksi dengan melakukan sampling pada saat batubara telah di crushing.

·           Quality Control juga bertugas membuat rencana setiap pemuatan batubara dan mengatur agar kualitas batubara yang dikirim sesuai dengan spesifikasi buyer.

·           Quality Control membuat evaluasi perkembangan kualitas mulai dari tambang sampai pengapalan.

·           Quality Control juga bertugas mengevaluasi atau mengontrol process operasional yang dapat mempengaruhi kualitas batubara, sehingga dapat menyimpang dari planning.

·           Proses yang mungkin terjadi adalah di tambang, stockpile, dan barging.

 

2.1.6.1 Proses Operasional Yang dapat mempengaruhi Kualitas batubara

Penambangan :

·           Pada saat penambangan, sering terjadi bahwa kondisi di lapangan berbeda dengan kondisi seperti yang digariskan dalam mine plan. Misalnya adanya sisipan atau cleat pada seam batubara yang sedang di tambang. Pengotor ini sulit dipisahkan dengan selective mining. Akibatnya kandungan abu batubara tersebut akan lebih tinggi dari data mine plan atau data geology.

·           Pada penambangan dip seam atau seam yang miring, sering terjadi kontaminasi seam batubara yang sedang ditambang oleh bagian floor yang longsor atau jatuh ke atas seam batubara tersebut.

 

Stockpile :

·           Pada saat penumpukan batubara di stockpile, terjadi pencampuran antar batubara yang memiliki kualitas yang berbeda.

·           Pada saat pengambilan batubara dari stockpile, sering terkontaminasi dengan bedding (fine coal), atau bahkan material bedding selain batubara seperti batu dan kerikil.

·           Batubara yang sudah lama di stockpile mengalami penurunan kualitas.

 

2.2.2 QQM di End User

Proses QQm di stockpile end user, tidak spanjang di Perusahaan tambang. Proses QQM yang dilkukan di stockpile end user, biasanya lebih di fokuskan pada bagaimana memisahkan batubara dari berbagai pemasok yang kualitasnya juga berbeda, dan bagaimana membuat suatu feeding coal yang sesuai dengan desain peralatan utilisasi tersebut. Proses yang paling menonjol di stockpile end user adalah proses blending batubara untuk mensuplai batubara kedalam peralatan utilisasi dengan kualitas yang sesuai.

 

3. BLENDING MANAGEMENT

Dalam suatu blending management, hal yang paling diutamakan adalah:

o    Pencampuran kualitas sehingga menghasilkan kualitas batubara hasil campuran sesuai dengan yang ditargetkan.

o    Cara Blending atau pencampuran itu sendiri yang harus baik.

 

3.1 Pencampuran Kualitas

Sebelum Blending dilakukan, yang perlu diperhatikan adalah target kualitas yang harus dicapai dari blending tersebut. Hanya satu target parameter yang dapat dicapai dengan tepat dalam suatu blending. Parameter lainnya mengikuti sesuai dengan proporsi blendingnya. Diantara parameter kualitas batubara, ada yang bersifat addictive (dapat dikalkulasi secara kuantitatif pada saat blending). Dan ada pula paramter yang bersifat tidak addictive atau tidak dapat dihitung secara kuantitatif berdasarkan proporsi blendingnya.

 

3.2 Kalkulasi Kualitas Blending

Qb = (Q1 x W1)+(Q2 x W2) Dibagi (W1+ W2)

Qb = Kualitas hasil Blending

Q1 = Kualitas batubara 1

Q2 = Kualitas batubara 2

W1 = Berat batubara 1

W2 = Berat batubara 2

 

3.3 Sistem Blending

Dalam suatu blending sistem pencampuran atau blending merupakan yang terpenting. Blending harus dilakukan dengan proporsi unit pencampuran yang terkecil untuk mendapatkan batubara hasil blending yang homogen. Berikut ini adalah beberapa sistem pencampuran dengan tingkat homogenitas yang meningkat. (Semakin homogen)

o    Blending Barge By Barge

o    Blending DT By DT

o    Blending Bucket Loader By Bucket loader

o    Blending conveyor.

Hasil suatu blending yang homogen sangat diperlukan terutama bagi end user. Ketidak homogenan dalam suatu blending akibatnya akan terasa langsung oleh end user pada saat batubara tersebut digunakan. Kesempurnaan dari suatu blending adalah ketepatan dalam pencapaian target kualitas hasil blending dan homogenitas hasil pencampuran.

 

Editor: Sonny


Mau Aman Main Game di Smarphone? Install Saja Aplikasi Dr. Safety!

Mau Aman Main Game di Smartphone? Install Saja Aplikasi Dr. Safety!

Source: CHIP.co.id                         

                                                            
Berhati-hatilah! Sekitar 51 persen konsumen di Indonesia telah mengunduh aplikasi tiruan yang juga berbahaya pada perangkat mobile mereka. Setidaknya, itulah sebuah survei online yang dilakukan oleh Trend Micro Inc. perusahaan yang bergerak di industri keamanan data (antivirus-security).
 
Dalam rangka membantu memerangi peningkatan pesat dari aplikasi mobile yang berbahaya dan berisiko tinggi di beberapa negara yang sangat menyukai game, seperti Indonesia, Trend Micro bersama dengan pengembang game mobile dari seluruh Asia menyusun suatu kerjasama "Safe Gaming". Kerjasama ini juga menjadi langkah awal bagi Trend Micro di industri game mobile.
 
Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Trend Micro telah memperkenalkan Dr. Safety, suatu aplikasi keamanan data bagi pengguna perangkat mobile. Bukan hanya itu, aplikasi keamanan data ini dapat bekerja secara optimal melindungi pengguna saat perangkatnya tersebut digunakan untuk bermain game.
 
Diluncurkan pertama kali di Taiwan, aplikasi mobile ini sekarang telah tersedia di seluruh kawasan Asia Pasifik. Terdapat enam fitur menarik yang disematkan oleh Trend Micro ke dalam aplikasi ini. Salah satunya adalah kemampuannya untuk merekomendasikan game bersertifikat yang aman.
 
Melalui rekomendasi tersebut, konsumen atau pengguna dapat mengunduh game dengan aman. Dengan begitu, bermain game yang diinginkan pun menjadi lebih nyaman. Tercatat, cukup banyak pengembang game mobile yang telah bekerjasama dalam "Safe Gaming dengan Trend Micro, diantaranya AppXplore, CreatioSoft, FunPlus, Games Solution Centre – Singapura, Gamiana, Gumi Asia, Monkey Wrench Games, PIGSSS GAMES, Softstar Entertainment dan Tuttifrutti Interactive.
 
Editor: Sonny